7 Oleh-oleh Khas Pulau Bawean yang Paling Populer dan Dicari Wisatawan


Membahas soal wisata, erat kaitannya dengan yang namanya oleh-oleh. apalagi Pulau bawean selain terkenal dengan tempat wisatanya, pulau putri ini juga terkenal dengan berbagai macam oleh-oleh khasnya. seperti semboyan yang orang bawean selalu katakan "benne oreng bhebien mon tak aberrik olle-olle, benne deri bhebien mon tak ngebe olle-olle" (bukan orang bawean kalo tidak memberi oleh-oleh, bukan dari bawean kalo tidak membawa oleh-oleh).


kali ini kita akan membahas "7 Oleh-oleh Khas Pulau Bawean yang Paling Dicari Wisatawan" :

7. Petis IKan Bawean


 Petis bawean adalah salah satu Oleh-oleh Khas bawean yang terbuat dari olahan ikan, biasanya masyarakat pulau bawean menggunakan ikan tongkol. Petis ini cocok sekali sebagai Bumbu rujak atau sambal ketika makan.

6. Kerupuk Ikan Bawean

Kerupuk Ikan ini Memiliki berbagai macam type, ada yang harus di goreng terlebih dahulu ada yang di sangrai atau bahasa baweannya adalah "sangngar".

5. Tikar Bawean

Tikar Bawean termasuk oleh-oleh favorit para pelancong ke pulau bawean, terbuat dari daun pandan dan diolah sedemikian rupa oleh para pengrajin pulau bawean sehingga menghasilkan tikar yang nyaman di pakai sebagai alas untuk bersantai maupun tidur.

4. Empek-empek Kering



Sejenis dengan kerupuk Ikan, empek-empek kering ini terbuat dari Olahan ikan dan menjadi salahsatu Favorit para wisatawan yang datang ke Pulau Bawean.

3. Posot-Posot Bawean

Sama Halnya Dengan Empek-empek kering, makanan ini bisa dikatakan Kakak adik dengan empek-empek kering karena bahan baku dan pembuatannya mirip dengan empek-empek kering, bentuknya ada yang runcing ujungnya ada yang tidak runcing.

2. Koncok- Koncok Bawean

Ini adalah Makanan Favorit Admin, hehehhehehe...
bentuknya mirip seperti kerupuk sebelum di potong dan di keringkan bukan?
yups... anda tau empek- empek palembang?
orang bawean Asli Pasti Tau dengan makanan yang satu ini nich...
bisa dikatakan ini makanan primadonanya pulau bawean guys...
makanan ini terbuat dari olahan ikan juga lho,,,,,
rasa ikan yang begitu terasa serta kenyalnya seperti empek-empek palembang itu, membuat semua orang yang makan ini bisa ketagihan guys...
Buktikan sendiri deh pokonya,...


1.Kaos Oleh-oleh Khas Pulau Bawean

Tempat wisata Dimanapun 99,9 % pasti memiliki Kaos Oleh-oleh khas tempat tersebut.
begitu juga di bawean nich guys, Kaos oleh-oleh ini tersedia berbagai macam model dan bahannya lho guys...
mulai dari kwalitas rendah sampai kwalitas high class, bagi para wisatawan dari luar pulau bawean biasanya membeli yang kwalitasnya tinggi guys. disamping desainnya yang bagus bahannya juga adem dan menyerap keringat lho,,,,
sehingga membuat pembeli tidak merasa gerah bahkan di saat cuaca panas sekalipun.
para wisatawan biasanya memakai kaos ini ketika mengunjungi tempat wisata di pulau bawean, tau alasannya kenapa? pasti donk untuk menambah kekerenan dari foto-foto nya...
bayangkan andafoto-foto di tempat wisata tp memakai baju yang biasa pasti berbeda dan kesannya lebih keren memakai pakaian yang memang menunjukkan ciri khas tempat tersebut.

Anda tertarik untuk membeli Kaos Khas Pulau Bawean dengan high quality?
gak usah bingung, anda bisa memsan secara Online melalui WA: 082234783269 (Fast Respon)
Tau anda mau lihat-lihat dulu desain kaosnya di Facebook,silahkan Klik aja  : Facebook Kaos Oleh-oleh Khas Bawean


Sekian Dulu Postingan Kali ini Mudah-mudahan bermanfaat, oiya...ini adalah survei pribadi Admin, jika anda memiliki Versi lain silahkan tulis di komentar.
Terimakasih.

Sekilas Tentang Pulau Bawean ( Bawean Island ) Gresik , Jawa Timur , Indonesia





Bawean Island, Bawean Gresik, Bawean Airport, Pulau Di Indonesia,Pulau Di Jawa Timur, Bawean Bandung, Bawean Semarang, Bawean Riau, Bawean Madura, Bawean Resto, Bawean Surabaya, Bawean Airport, Pulau Di Indonesia, Pulau Di Jawa Timur, Kabupaten Gresik, Sejarah Bawean
Transportasi Ke Pulau Bawean, Peta Pulau Bawean, Biaya Ke Pulau Bawean, Paket Wisata Bawean, Tempat Wisata Pulau Bawean, Penginapan Di Pulau Bawean
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Bunga teratai di tengah lautan . Begitulah perumpaan Pulau Bawean, yang letaknya berada di tengah-tengah Laut Jawa.

Ombak menerjang, angin mengempas, hujan mengguyur, dan sinar matahari menyengat, namun pulau mungil yang berada di 80 mil sebelah utara Pelabuhan Gresik itu tetap tak tergoyahkan.

Dulu Bawean dikenal dengan sebutan "Pulau Puteri" karena mayoritas penduduknya kaum perempuan. Kaum lelaki Bawean umumnya merantau ke negeri seberang.

Tapi sekarang julukan Pulau Puteri sudah jarang terdengar, lantaran kaum hawa Bawean sudah banyak yang merantau pula ke luar negeri, bahkan sebagian diantaranya sudah menjadi penduduk tetap negeri jiran, seperti Malaysia dan Singapura.

Budayawan Bawean, Cuk Sugrito, mengemukakan masyarakat Bawean dikenal teguh memegang tradisi dari nenek moyang termasuk perilakunya yang agamais.

Ritual keagamaan yang menjadi tradisi Bawean, seperti perayaan Molod, Saksakbenan, Mamaleman Kanak-kanak, dan Silaturahmi Lahir Batin pada Lebaran Idul Fitri telah menciptakan rasa kebersamaan antar keluarga dan masyarakat Bawean.

Ditinjau dari segi ekonomi, masyarakat Pulau Bawean boleh dikatakan di atas rata-rata, karena mayoritas penduduknya adalah kalangan perantau berhasil.

Di Pulau Bawean tidak ada pengemis, gelandangan, anak jalanan, dan kaum penengadah lainnya, yang menghiba belas kasihan.

"Ini menunjukkan kentalnya kekerabatan antarmasyarakat di pulau ini. Bagi mereka yang punya rejeki akan membantu saudaranya yang kekurangan," kata pendiri Bengkel Seni Bheku Bhei-Bhei saat ditemui di kediamannya di sudut Alun-alun Sangkapura beberapa waktu lalu.

Keluarga yang bekerja di tanah rantau menjadi penyangga hidup anggota keluarga yang tinggal di Pulau Bawean.

Para perantau itu mampu mendirikan rumah dengan disain modern dengan bahan-bahan bangunan yang didatangkan dari Pulau Jawa. Mereka juga mampu membeli mobil dan sepeda motor dengan biaya mahal, karena harus menambah ongkos kapal untuk mengangkut menyeberangi lautan.

Bahkan orang Bawean mampu menyulap jalan-jalan di pedesaan yang berbatu menjadi mulus dengan uang dari hasil memeras keringat di negeri orang.

Kendati bergelimang harta benda tak ternilai, di Pulau Bawean tidak ada pencopet, pencuri, dan perampok profesional. Hampir setiap malam berbagai jenis kendaraan, seperti mobil dan sepeda motor dibiarkan berada di luar rumah dalam keadaan tak terkunci.

Bahkan seorang perwira polisi dari Jawa yang baru bertugas di Pulau Bawean sempat dibuat terheran-heran ketika mendapati sebuah sepeda motor keluaran terbaru ditinggalkan oleh pemiliknya di pinggir jalan raya selama lima hari dan empat malam.

"Sepeda motor itu tetap berada di tempatnya, tidak berpindah sedikitpun, kecuali hanya ban depannya yang hilang," ujar anggota Polsek Sangkapura itu mengingat kejadian yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Demikian dengan berbagai jenis hewan peliharaan, seperti ayam, itik, domba, dan sapi bebas berkeliaran tanpa ada perasaan takut hilang yang menghinggapi pemiliknya.

"Sungguh hidup di Pulau Bawean ini bagaikan tidur berselimut kedamaian," kata Cuk Sugrito yang kedua orang tuanya berasal dari Jawa itu.

Sangat masuk akal jika di pulau berpenduduk sekitar 69 ribu jiwa ini tidak ada penjahat, karena cepat atau lambat pelakunya pasti akan tertangkap lantaran luas pulau yang hanya sekitar 194,11 kilometer persegi dengan dikelilingi jalan lingkar sepanjang 55 kilometer.

Apalagi jadwal perjalanan kapal penumpang dari Pulau Bawean menuju ke Pelabuhan Gresik hanya dua kali dalam seminggu dan kapal barang hanya satu kali dalam dua minggu.

"Jadi sangat tidak mungkin bagi penjahat yang hendak melarikan hasil kejahatannya ke luar Pulau Bawean. Apalagi ombak di sekitar Pulau Bawean relatif besar," kata Cuk Sugrito menduga-duga.

Orang Bawean selalu menyapa pada siapa saja, terutama jika berpapasan di jalan. Terhadap orang yang belum dikenalinya, orang Bawean tidak segan-segan menyapanya terlebih dulu kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan daerah asal.

Lebih lanjut Cuk Sugrito memaparkan, kendati Bahasa Bawean serumpun dengan Bahasa Madura, namun orang Bawean jauh berbeda dengan orang Madura.

Di Pulau Bawean tidak ada Karapan Sapi, Tari Remo, nyanyian Tanduk Majeng, senjata tajam berupa celurit, dan identitas lain yang biasa melekat pada diri orang Madura.

Kesenian yang berkembang di Pulau Bawean seperti Jibul, Tari Mandiling, Tari Saman, Korcak, Pencak Silat, Dikker, dan Kercengan justru lebih dekat dengan budaya Melayu.



Bawean adalah sebuah pulau yang terletak di Laut Jawa, sekitar 80 Mil atau 120 kilometer sebelah utara Gresik. Secara administratif sejak tahun 1974, pulau ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. di mana tahun sebelumnya sejak pemerintahan kolonial pulau Bawean masuk dalam wilayah Kabupaten Surabaya. Belanda (VOC) masuk pertama kali ke Pulau ini pada tahun 1743.

Bawean memiliki dua kecamatan yaitu Sangkapura dan Tambak. Jumlah penduduknya sekitar 70.000  jiwa yang merupakan akulturasi dari beberapa etnis yang berasal dari pulau Jawa, Madura, Kalimantan,Sulawesi dan Sumatera termasuk budaya dan bahasanya. Penduduk Bawean kebanyakan memiliki mata pencaharian sebagai nelayan atau petani selain juga menjadi pekerja di Malaysia dan Singapura, sebagian besar di antara mereka telah mempunyai status penduduk tetap di negara tersebut, selain di kedua negara itu penduduk bawean juga menetap di Australia dan Vietnam. Mayoritas penduduk Bawean adalah Suku Bawean, dan suku-suku lainnya.

Bahasa pertuturan mereka adalah bahasa Bawean. Bukannya bahasa Madura seperti yg dimaklumkan sebelum ini. Di Malaysia dan Singapura, penyebutan suku ini berubah menjadi Boyan. Mereka menyebut diri mereka orang Boyan,maksudnya orang Bawean.

Tokoh yang berasal dari Pulau Bawean yaitu Pahlawan Nasional Harun Thohir, Yahya Zaini, Syekh Zainuddin Bawean Al Makki , Syekh Muhammad Hasan Asyari Albaweani , dan keturunan bawean seperti Datuk Aziz Sattar dan masih banyak lainnya.


Kata Bawean berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti ada sinar matahari. Menurut legenda, sekitar tahun 1350, sekelompok pelaut dari Kerajaan Majapahit terjebak badai di Laut Jawa dan akhirnya terdampar di Pulau Bawean pada saat matahari terbit. Dalam kitab Negarakertagama menyebutkan bahwa pulau ini bernama Buwun sedangkan dalam catatan Serat Praniti Wakya Jangka Jaya Baya penduduk Bawean bermula pada tahun 8 Saka di mana sebelumnya pulau ini tidak berpenghuni, Pemerintah Koloni Belanda dan Eropa pada abad 18 menamakan pulau ini dengan sebutan Lubeck,Baviaan,Bovian,Lobok, Awal abad ke-16 tepatnya pada tahun 1501 agama Islam masuk ke Bawean yang dibawa oleh Sayyid Maulana Ahmad Sidik atau yang dikenal dengan nama Maulana Umar Mas'ud atau Pangeran Perigi sekaligus menjalankan tata pemerintahan di Pulau Bawean selanjutnya Pulau Bawean di pimpin oleh keturunan Umar Masud seperti Purbonegoro, Cokrokusumo dan seterusnya hingga yang terakhir Raden Ahmad Pashai. Pada tahun 1870-1879 Pulau Bawean menjadi Asistent Resident Afdeeling dibawah Resident Soerabaya pada masa inilah Pulau Bawean di bagi menjadi dua kecamatan yaitu kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak yang di pimpin oleh seorang Wedana dengan Wedana terakhir bernama Mas Adi Koesoema ( 1899-1903)

Bawean sering disebut juga Pulau Putri karena banyak laki-laki muda yang merantau ke pulau Jawa atau ke luar negeri. Orang Bawean yang merantau ke Malaysia dan Singapura membentuk perkampungan di sana. Di negeri jiran masyarakat Bawean dikenal dengan istilah orang Boyan. Banyak juga para perantau ini yang berhasil dan menjadi orang terkenal di Indonesia, Malaysia maupun Singapura.
Peta Bawean ( tahun 1780)
Gudang Militer VOC di Pelabuhan Sangkapura ( tahun 1851)
Suasana Perayaan Maulid di Pulau Bawean
Pantai di pulau Noko (tahun 1953)
Dermaga Apung di Pulau Gili Noko Bawean

Dalam legenda pulau putri, pulau bawean tempat berlabuhnya keluarga dari kerajaan Campa yang akan menuju pulau Jawa, mereka berlabuh dikarenakan Putri raja tersebut sakit, dan konon meninggal di bawean, untuk menhormati sang putri pulau tersebut dinamakan pulau putri. Sampai sekarang ini makamnya masih ada tepatnya berada di desa Kumalasa yang dikenal sebagai makam jujuk Campa.

Di Bawean terdapat spesies rusa yang hanya ditemukan (endemik) di Bawean, yaitu Axis kuhli. Selain itu di Pulau Bawean juga ditanam manggis, salak, buah merah, dan durian untuk konsumsi lokal. Puluhan spesies ikan laut juga terdapat di pantai pulau ini.

Mayoritas penduduk Bawean beragama Islam, sedangkan penduduk non-Muslim biasanya adalah para pendatang. Yang khas dari Bawean adalah batu onyx. Sejenis batu marmer. Batu ini dijadikan hiasan dan juga lantai. Selain itu juga ada "buah merah". Ini berbeda dengan buah merah asli papua. Bentuknya bulat seperti apel. Namun ada yang seperti ini di Magetan tetapi warnanya agak kuning. Buah Merah di Bawean terbagi dalam 2 jenis, satu warna merah dan yang kedua berwarna kuning, yang berwarna kuning di bawean dikenal dengan jenis Buah Merah Mentega, buah jenis ini (buah merah) juga tumbuh di daerah lain seperti juga di magetan, tetapi buahnya cenderung kecil bila dibandingkan di bawean, dan di daerah lain lebih dikenal dengan nama buah mentega.

Bahasa Bawean ditengarai sebagai kreolisasi bahasa Madura, karena kata-kata dasarnya yang berasal dari bahasa ini, namun bercampur aduk dengan kata-kata Melayu dan Inggris serta bahasa Jawa[31][32] karena banyaknya orang Bawean yang bekerja atau bermigrasi ke Malaysia dan Singapura, Bahasa Bawean memiliki ragam dialek bahasa biasanya setiap kawasan atau kampung mempunyai dialek bahasa sendiri seperti Bahasa Bawean Dialek Daun, Dialek Kumalasa[33] , Dialek Pudakit dan juga Dialek Diponggo. Bahasa ini dituturkan di Pulau Bawean, Gresik, Malaysia, dan Singapura [34]. Di dua tempat terakhir ini Bawean dikenal sebagai Boyanese. Intonasi orang Bawean mudah dikenali di kalangan penutur bahasa Madura. Perbedaan kedua bahasa dapat diibaratkan dengan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia[35], yang serupa tetapi tak sama meskipun masing-masing dapat memahami maksudnya. Contoh-contoh:

    eson atau ehon = aku
    kalaaken = ambilkan
    tak kabessanyo'on/ naddeh nyo'on = terimakasih
    olo = kepala
    sakotik = sedikit
    kathirik = sendiri
    toghellen = kerabat/saudara

Contoh Bahasa Bawean:

    Eson terro ka be'na = Saya sayang kamu (di Bawean ada juga yang menyebutnya Ehon)
    Buk, bede berrus? = Buk, ada sikat? (berrus dari kata brush)
    Mak, pamelleaken pellem = Mak, belikan mangga ( ada pengaruh Jawa kuno di akhiran -aken).
    Silling na se bucor la mare e pabender = langit-langit nya yang bocor sudah diperbaiki ( silling bahasa bawean dipengaruhi bahasa melayu (inggris : ceiling ), langit-langit dalam bahasa asli bawean adalah "Sentek" )
    Araa..mak ghik bede edinnak, ekowa la alajer ka singgapur = Kenapa...kok masih disini, katanya sudah pergi berlayar ke singapura ( kata 'Araa' dari kata arapah dalam Bahasa Madura , kata alajer (Berlayar) untuk menunjukkan orang bawean pergi keluar dari pulau Bawean )

====Sejarah Versi Beda===

Nama BAWEAN muncul pada abad ke 13, nama ini di berikan oleh Prajurit Majapahit (salah satu kerajaan terbesar di nusantara) yang berlabuh di bawean setelah kapalnya terkena badai dan menyebutnya BAWEAN yang di bahasa sansakerta berarti matahari terbit. Berdasarkan manuskrip yang ada di sangkapura, pulau bawean ini sebelumnya dikenal dengan sebutan Pulau Majdi karena bentuknya bundar seperti uang logam.
sebelum islam masuk ke pulau bawean, masyarakat bawean menganut paham animisme ( penyembah roh dan kekuatan gaib), hal ini bisa di telusuri dari cerita adu kesaktian antara Maulana Omar Mas’od VS Raja Babileono. Raja babileono seorang penyihir animisme yang sakti mandraguna.
Namun berkat pertolongan Allah SWT Omar Mas’od bisa mengalahkan raja babileono.Ada juga yang menyebut BAWEAN = babi jadian, babian ===> ini hanyalah masalah pronounciation, karena bahasa bawean mendapat unsur pengaruh dari bahasa madura dimana huruf W dibaca menjadi B. terkenal cerita bahwa Raja Babileono adalah seorang raja yang gemar memelihara babi dan mempunyai ternak babi yang banyak sekali.
sehingga raja Babileono dikenal juga dengan sebutan Raja Babi. pada masyarakat animisme memelihara babi sudah menjadi biasa, bahkan hewan babi itu juga disembelih dijadikan makanan . seperti pada masyarakat Dayak di Borneo yang masih memelihara babi.

Kisah Keikhlasan Sang Pembela Orang Fakir

Di tengah – tengah laut Jawa terdapatlah sebuah pulau yang kecil nan menawan yaitu Pulau Bawaen. Bawean adalah satu-satunya pulau yang semuanya penghuninya beragama Islam. Bila dicari dalam peta Indonesia yang ukurannya kecil maka Pulau Bawean tidak tampak, tapi jika dalam ukuran yang besar maka Pulau Bawean hanya tampak senoktah. Pulau Majeti ini terdiri dua kecamatan, Sangkapura dan Tambak.

Meskipun kecil, Pulau Bawean memiliki banyak lagenda, konon peradaban Jawa dimulai dari Bawean. Aksara Jawa yang diciptakan oleh Ajisaka adalah awal peradaban Jawa. Sebelum ke Jawa Ajisaka dan kedua muridnya yaitu Dora dan Sembada, singgah di pulau ini. Kemudian Dora mengiringi sang guru ke Jawa Dwipa sedangkan Sembada ditugasi menjaga pusaka Ajisaka yang sengaja ditinggal di Bawean. Kini makam Dora dan Sembada berada di Jherat Lanjheng desa Lebak Sangkapura. Keduanya terbunuh karena sama-sama setia dengan titah Ajisaka.

Seperti yang telah dipaparkan oleh Zulfa Usman ( Buku Pulau Putri) , diantara legenda Bawean adalah terjadinya kesalahfahaman antara orang Patar Selamat dengan Jujuk Tampo yang mengakibatkan terbunuhnya Jujuk Tampo. 

Di Tampo, desa Pudakit Barat, terdapat kuburan tua yang Dikeramatkan oleh masyarakat setempat, mereka menyebutnya kuburan “Jujuk Tampo”, yang diyakini seorang wali. Jika bicara tentang validitas datanya, sepertinya tidak ada bukti tertulis yang menguatkan baik dari data sejarah maupun silsilah keluarganya. Cerita ini hanya diwariskan dari mulut kemulut. Jujuk Tampo adalah seorang muballigh Islam.

Menurut juru kunci makam Jujuk Tampo yakni bapak Mustakim, jika dilihat dari batu nisannya, kemungkinan besar, usia jujuk tampo ini lebih tua dibandingkan Maulana Umar Mas’ud yang makamnya ada di Sangkapura.

Makam Jujuk tampo dan istrinya, letaknya lebih tinggi sekitar 2 meter dari tanah, luas halamannya kurang lebih 30 m persegi. Para peziarah tidak boleh naik dan berjalan sembarangan, terutama bagi peziarah yang mempunyai nadzar. 

Berikut adalah kisah Jujuk Tampo versi Bapak Halimi (alm) seperti yang dituturkan oleh Bapak Mustakim.
Nama lain dari “Jujuk Tampo” adalah “Syekh Maulana Makdum Ibrahim”, nama ini adalah nama kecil Sunan Bonang. Beliau dikenal baik dan berkepribadian shaleh serta mempunyai banyak keistimewaan. Beliau memiliki perilaku aneh menurut orang kebanyakan , yaitu sering kali memungut rezeki dari orang-orang kaya untuk diberikan kepada orang-orang miskin. Ia biasa mendatangi orang-orang kaya di desanya ataupun di tempat lain. Kecintaanya kepada orang papa sungguh luar biasa. Kebiasaan memungut zakat dan sedekah dari orang kaya ini beliau jalani sepanjang hidupnya. beliau tidak memperdulikan cemoohan, cibiran dan gunjingan orang-orang yang enggan berzakat. Demi membela orang-orang fakir dan miskin beliau rela mempertaruhkan harga dirinya dimata manusia.

Suatu hari Jujuk Tampo bertemu dengan seorang pemuda yang datang dari desa Patar Selamat yang sedang kelelahan dan kebingungan karena kehilangan seekor sapi. Beliau menyarankan agar si pemuda tadi pulang saja karena sapinya tidak bisa ditemukan. Segera si pemuda mengikuti apa saran Jujuk Tampo. Ia pulang dengan tangan hampa. Setiba dirumah, si pemuda tadi menceritakan tentang pengalamannya yakni bertemu dengan Jujuk Tampo yang menganjurkan untuk pulang saja.

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba si pemuda meninggal dunia. Sang ayah yang shok menyangka bahwa anaknya telah di sihir oleh Jujuk Tampo. Keesokan harinya dia pergi menemui Jujuk Tampo untuk menuntut balas kematian anaknya. Setelah bertemu segera sang ayah tadi menghardik Jujuk Tampo dengan menuduhnya sebagai tukang sihir. Jujuk Tampo menjelaskan bahwa ia tidak menyihir si pemuda. Perdebatan tak terelakkan.

Untuk mengakhiri kesalahpahaman ini Jujuk Tampo menawarkan solusi yakni ia bersedia dibunuh. Jika nanti darah yang keluar berwarna merah maka berarti Jujuk Tampo memang bersalah. Tapi sebaliknya jika darah yang keluar nanti berwarna putih maka berarti Jujuk Tampo tidak bersalah dan orang Patar Selamat tidak boleh menginjakkan kakinya di Tampo untuk selamanya.

Segera sang ayah tadi menusuk perut Jujuk Tampo. Ajaib, darah yang semburat keluar berwarna putih. Dengan demikian maka teranglah bahwa Jujuk Tampo tidak bersalah. Ayah tadipun menyesali dirinya yang telah gegabah menuduh Jujuk Tampo yang shaleh sebagai seorang penyihir. Kutukan Jujuk Tampo masih berlaku hingga sekarang.

CAMILAN ENAK dan MURAH PEDASNYA LEVEL NERAKA di Surabaya| Hub.082210257407

Heyyyy Apa kabar Semua...
siapa sih yang gak tau Istilah NGEMIL?? apa lagi para cewek pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah itu.
seperti kata cowok-cowok Stand UP zaman sekarang "cewek itu, kalo gak NGOMEL berarti lagi NGEMIL atau lagi NGEMALL"(hehehhehe Bener juga sih,,,,,)

Ok langsung saja...
Pada postingan Kali ini Ada info tentang "CAMILAN ENAK DI SURABAYA PEDASNYA LEVEL NERAKA"

SEBLAK KERING Produksi JANK DANIEL'S

buat Kalian nich yg punya Hobi Ngemil Pedas atau bahasa kekinian di kenal dengan istilah "Lidah Neraka" ayoo jangan mau ketinggalan cobain seblak kering makanan ringan khas bandung ini.
Dijamin bakal ketagihan deh...
O iya,.... Cemilan ini sudah nyampe manca negara loh....




Varian Rasanya Ada Apa aja sich???
Ada Rasa Cikur (kunir)
Daun Jeruk (Leave Lime),
Kare (Curry) dan lain-lain...



Levelnya ?
Levelnya dari 1 sampai 14 guys... ( Levelnya Melebihi Neraka deh Pokonya )




Penasaran???
Yukk coba order dulu, Hubungi kami via WA: 082210257407 


 Kesimpulannya Order Sekarang Juga 
dan Buktikan LEVEL mu

 ==  ANDA PANAS KAMI PUAS ==

Jual Jamu Herbal Majakani Kanza Di Sulawesi Selatan Hub. 082 234 783 269

 Jual Jamu Herbal Majakani Kanza Di Sulawesi Selatan

Bagi Anda yang bermasalah dengan Organ intim kewanitaan, pasti sangat mengganggu sekali baik terhadap Suami atau Istri karena terkait terhadap kepusan seksual. Jamu Herbal Majakani Kanza adalah Solusi mengatasi maslah Kewanitaan tersebut.
 KAMI HANYA MENJUAL JAMU MAJAKANI ASLI 100%
Garansi Uang Kembali Jika terbukti Produk Kami tidak ASLI




RASAKAN DAHSYATNYA JAMU MAJAKANI KANZA SEKARANG
Untuk Pemesanan dan Tanya-tanya Silahkan Hubungi WA atau lansung klik agar langsung terhubung dengan kami: 082234783269

 


NOTE:
“KAMI DISTRIBUTOR RESMI JAMU MAJAKANI KANZA YANG TINGGAL DI DAERAH DEPOK. TAPI, KAMI MELAYANI PENGIRIMAN JAMU MAJAKANI KANZA KELUAR DAERAH MENGGUNAKAN JASA EKSPEDISI (POS, JNE, TIKI, J&T)”


KENAPA HARUS MAJAKANI KANZA?? 

adapun bebrapa manfaat Jamu Herbal Majakani Kanza ini  adalah :


  1. Mencegah datangnya virus
  2. Membersihkan Kotoran di Miss V
  3. Mencegah dari kanker alat reproduksi wanita
  4. Mengembalikan keremajaan dan kekencangan miss V
  5. Membantu dalam meningkatkan hormon esterogen yang berperan sebagai perkembangan reproduksi wanita untuk mendukung kehamilan
  6. Membunuh bakteri, kuman, jamur penyebab penyakit di area organ kewanitaan
  7. Mengatasi bau tak sedap dan gatal-gatal di organ kewanitaan
  8. Merawat rahim dan membersihkan ( selepas bersalin / haid) .
  9. Membunuh kuman dan bakteri yang menimbulkan rasa gatal-gatal di miss V.
  10. Mengatasi keputihan, baik keputihan berbahaya atau keputihan tidak normal
  11. Menambah sensitivitas atau kepekaan vagina terhadap rangsangan seksual
  12. Mencegah penyakit yang berhubungan dengan penyakit organ kewanitaan seperti myoma atau kanker serviks
  13. Memulihkan elastisitas organ intim kewanitaaan ( kencangkan otot Miss V) .
  14. Menghilangkan dan mencegah penyakit keputihan
  15. Membantu dalam proses penyembuhan kista
  16.  membantu dalam menjaga kesehatan organ reproduksi wanita
  17. Melenturkan dan merapatkan kembali vagina dll.
    Selengkapnya tentang manfaat
    Jamu Herbal Majakani Kanza Klik disin 

 
 
Testemoni Pelanggan
 
 
 
 
Izin Halal dan Dari Dinas Kesehatan

“HANYA ADA SATU KESIMPULAN, BELI SEKARANG JUGA!”